Sunday, December 6, 2015

Yaaa.... dia Ramah!

      Rasanya kurang berimbang kalo pengalaman tidak menyenangkan saja yg diceritakan.
Masih di seputaran petugas imigrasi, kali ini di negara 'lain' yang kebetulan berbahasa Inggris, yang memang selalu mengutamakan kenyamanan pendatangnya. 
Loket di meja imigrasi antri panjang, namun dengan segera surut karena kesigapan petugasnya yg tidak mau mempersulit.
Ketar ketir juga kebagian petugas yang lengannya full tatoo, kumis serta brewokan.  Tapi sikap praduga terhadap sikap orang harus dihilangkan.
Tiba giliranku! "Good morning," sapaku. 
"Selamat pagi, ibu," dengan senyum lebar menyapaku dengan bahasa Indonesia yang fasih. "Apa kabar?" lanjutnya.
Yuuhuuuuuii....! spirit girang tiba-tiba tersulut. "Alhamdulillah, baik."
Lelah perjalanan semalam dengan tidur kurang, jadi sirna. Obat energi untuk memulai pagi (ha ha...lebay).

     Sebetulnya sikap petugas 'border security' yang mengedepankan kenyamanan ini sudah kami perhatikan dari beberapa pertemuan sebelumnya. Contoh, barcode paspor dari negeri kita tercinta ini, kadang-kadang tidak terbaca oleh scanner imigrasi. Tapi di sini, dengan mudah dicarikan jalan keluarnya dan dengan sikap tetap menyenangkan. Setelah itu tahapan pemeriksaan berikutnya kita diberikan prioritas untuk menyelesaikan tanpa hambatan kalau memang tidak bermasalah. 
Sehabis keluar di pintu pemeriksaan bisa terasa sejuk, merasa disambut dengan tangan terbuka. Yes you are welcome!

By: tanitam@151206



Monday, October 19, 2015

Tetapkan Tujuan


Buai alam raya
Menyesatkan sang pengembara
Silau kemeriahan dunia
Menarik dan membutakan
*
Lupa akan tujuan semula
Mata hati tertutup
Temukan kunci ilmu
Jangan lelah menggali
*
Petik pundi-pundi kebajikan
Raih nur dengan menyibak tirai
Kabut berlalu terhembus
Suara hati terkuatkan
*
Waktu semakin dekat
Jangan berpaling mengabaikan
Tak perlu terus berlari
Siap diri akan kepastian
*

by : tanitam@151019




Saturday, August 29, 2015

Bersyukur

Sejauh mata memandang 
Hamparan hijau bak permadani
Alam indah selalu mengundang
Bagi yang pandai mengamati

Di manakah dikau sang Kekasih
Aku rindu untuk bertemu
Semoga Engkau selalu di sisi
Seperti aku selalu menuju Mu

Berapa banyak kerikil tersebar
Tidak kurang pula batu menghadang
Menambah ketebalan rasa sabar
Seolah tak ada aral melintang

Yakin akan tujuanku
Menghalau segala keraguan
Jangan tahan lagi pergiku
Kekuatan akan suatu pengakuan

By tanitam@150829



Thursday, July 30, 2015

Ramah?

Dalam 6 bulan terakhir ini berkesempatan mondar mandir melalui imigrasi beberapa bandara. Ternyata keramahan seharusnya masih bisa diterapkan. Kami paham bahwa ketegasan harus ada di bidang ini, tapi kenapa harus marah-marah sepertinya sangat berhak untuk memarahi tamu negara yang datang ke negara tersebut?

Sementara di negara lainnya bisa memberikan kenyamanan yang sangat membantu ketika ada beberapa tamu yang untuk pertama kali datang ke negara tersebut. Kebingungan bukan menjadi sesuatu yang menakutkan.

Sikap ramah petugas imigrasi bisa menjadi kesan pertama bagi negara yang kita kunjungi. 

Tanitam@150731


Monday, January 5, 2015

Aku dan Puisiku

     Mau dipaksa bagaimanapun, kalau hati dan perasaan kurang bergejolak, tidak ada sepatah katapun keluar menjadi puisi. Namun apabila membuka kembali, lembaran-lembaran puisi yang lalu, aku dapat menemukan kembali potret peristiwa ketika puisi-puisi itu tercipta. Masuk dalam kategori orang yang melankolis kah?  He he...rupanya tidak hanya foto-foto lama yang membuatku teringat akan suatu peristiwa. Tersakiti, terinspirasi, tak berdaya serta semangat rupanya ada hubungannya dengan keadaan perasaan seseorang.

     Sekarang aku sedang duduk di bawah bayangan pohon sambil mendengarkan burung-burung berceloteh, mencoba menorehkan cerita atau puisi. Tapi rupanya orang lalu lalang lebih menarik buatku untuk diamati. Angin dingin yang menerpa membuatku tidak takut untuk menerima sapaan sinar matahari yang hangat.

     Yaa, inilah saat yang aku nantikan, ketika pertama kali mendapat kabar akan pindah ke Canberra, Australia. Duduk sendiri di taman, menikmati udara bersih serta bersyukur atas kesempatan yang diberikan. Memasuki minggu kedua sejak kami tiba di negeri Kangguru, ketika semua orang kembali beraktifitas dengan kesibukannya setelah liburan akhir tahun.

     Tidak ada orang yang peduli dengan urusan orang lain, namun sangat ramah apabila kita memerlukan bantuan. Berlawanan dari sifat yang selalu ingin tahu atau mencampuri urusan orang lain, tetapi penuh kecurigaan apabila ada yang berbuat baik. Uups... pikiran yang timbul ini adalah bahan koreksi diri. 

     Sementara puisi indah tidak kunjung tercipta untuk saat ini, mencerminkan perasaanku yang datar. Tetap semangat mengisi lembaran demi lembaran tahun 2015.

     Bismillahirohmannirohim...

Canberra Lake
By: tanitam@150105



Wednesday, November 19, 2014

Sudah 'membaca' apa hari ini?

Di pagi hari yang basah akibat hujan semalam, tetesan embun dari pohon yang tinggi, jatuh tepat di pergelangan tangan kananku. Saya tersenyum dan sedikit tertawa senang ketika menyadari itu. Mengapa tertawa? Karena memang sedang 'membaca' skenario Allah yang sudah 'menuliskan' bahwa tetesan itu akan jatuh di lengan kananku, bukan di bahu kiriku.

Dalam menghabiskan putaran 5 km lari pagiku, semua orang terlihat tanpa baju ketika saya 'membaca' bahwa semua orang adalah mahluk Nya, baik orang yang sedang berjalan, naik mobil, naik motor atau yang sedang olah raga lainnya. Tidak ada dasar apapun buat saya untuk menilai mereka karena saya hanya melihat semuanya adalah mahluk Allah yang sama. Hanya Allah yang dapat menilai. Tapi ketika logikaku mengambil dominasi penglihatan, dalam sekejap mereka berubah menjadi si Tukang sapu, Pelajar, Tukang Ojek, Pengusaha, Ibu rumah tangga, si 'kaya' atau si 'miskin', si cantik, si pendek atau si tinggi. Apakah saya perlu melabelkan setiap orang, dan mengabaikan waktu yang lebih berguna untuk meningkatkan ketaqwaaan diri kepada yang Maha Kuasa?


Membaca tanpa harus memegang buku, membaca dari setiap kejadian, membaca untuk lebih mendekatkan dengan Nya. Membaca untuk meningkatkan ketaqwaan. Membaca untuk lebih pintar dalam merasa. 

Inilah catatan hati untuk lebih memaknai perintah Iqro! Bacalah!