Saturday, June 4, 2016

Karpet

Tinggal di negara tropis seperti Indonesia khususnya kota Jakarta pilihan untuk memiliki karpet bukan impian utama. Kecuali kalau rumah kamu full AC dan tidak terletak dekat dengan jalan raya yang berdebu. Atau ... karpet menjadi perlu untuk digunakan pada acara khusus seperti pengajian atau acara lesehan lainnya (bisa tergantikan oleh tikar ;) )

Berangkat dan tinggal 3 tahun ke negara gudangnya karpet, niat utama yang ditanamkan adalah, jangan sampai beli karpet, karena tidak akan banyak manfaatnya kalo dibawa pulang.

Nampaknya benar juga teori 'Law of Attraction'. Walau kamu mengatakan tidak, namun sebenarnya ada daya tarik untuk memikirkannya. Karpet ooh karpet, di negara Bulan Sabit Bintang atau negara Turki ini begiiiiituuuu indahnya, corak, warna dan kehalusannya..... bikin hati kepincut.
Satu helai, dua helai, tiga helai..... dan akhirnya ber-helai-helai yang kita bawa pulang 3 tahun kemudian.
Dengan seiringnya waktu, pengetahuan tentang kualitas dan asal daerah karpet bertambah.



Mungkin sama sensasinya seperti kamu belajar tentang Batik. Akhirnya pengetahuan kualitas, kehalusan dan kerumitan pembuatan, akan menjelaskan mengapa satu helai mahal harganya.


Demikian pula dengan carpet hand made atau machine made, kamu akan bisa membedakannya setelah benar-benar  mendalaminya.


By : tanitam@160309

No comments:

Post a Comment